Pengertian dan Implementasi Just in Time

Just-in-time (JIT) adalah pendekatan manajemen yang bertujuan untuk mengurangi lead time dan biaya produksi dengan memproduksi hanya sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini. JIT mengandalkan pengiriman bahan baku, komponen, dan produk jadi sesuai dengan kebutuhan proses produksi, sehingga perusahaan tidak perlu menyimpan stok yang berlebihan.

Untuk mengimplementasikan JIT, perusahaan harus menciptakan aliran produksi yang lancar dengan mengurangi interupsi dan meminimalkan waktu tunggu. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik seperti kanban (sistem pengendalian produksi berdasarkan permintaan) untuk mengatur alokasi sumber daya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan juga harus mengadopsi sistem pemesanan yang cepat dan efisien, serta memastikan bahwa bahan baku dan komponen tersedia tepat waktu.

A. Produksi hanya jika diperlukan

Just-in-time (JIT) adalah metode pengendalian produksi yang menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan tidak memproduksi lebih dari yang diperlukan. JIT merupakan salah satu prinsip dasar lean manufacturing, yang bertujuan untuk mengurangi muda (waste) dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.

JIT menggunakan sistem pengendalian produksi berdasarkan permintaan (kanban) untuk mengatur alokasi sumber daya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dengan menghasilkan hanya sesuai dengan kebutuhan, JIT membantu mengurangi biaya produksi yang tidak perlu seperti biaya penyimpanan dan biaya kerusakan barang. JIT juga memfokuskan pada mengurangi lead time (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses atau pesanan) dengan menghilangkan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah.

Untuk menerapkan JIT, perusahaan harus memiliki hubungan yang baik dengan pemasoknya dan dapat mengirimkan pesanan dengan cepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan juga harus memiliki sistem pemantauan visual yang efek

B. Lean manufacturing

Lean manufacturing adalah filosofi manajemen yang berfokus pada mengurangi muda (waste) dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi. Lean manufacturing berasal dari Jepang dan dikembangkan oleh Toyota Production System. Prinsip-prinsip dasar lean manufacturing meliputi:

  1. Just-in-time (JIT): Produksi hanya saat diperlukan sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan tidak memproduksi lebih dari yang diperlukan.
  2. Jidoka: Peralatan atau mesin yang dapat mengidentifikasi masalah dan menghentikan produksi secara otomatis.
  3. Kanban: Sistem pengendalian produksi berdasarkan permintaan yang mengatur alokasi sumber daya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
  4. Heijunka: Penghitungan produksi yang merata untuk mengurangi fluktuasi produksi.
  5. Poka-yoke: Sistem yang mencegah terjadinya kesalahan dengan cara membuat kesalahan sulit atau tidak mungkin terjadi.
  6. Seiton: Penyortiran barang yang tidak perlu untuk mengurangi waktu pencarian dan meningkatkan

C. Kanban

Kanban adalah sistem pengendalian produksi berdasarkan permintaan yang digunakan dalam lean manufacturing untuk mengatur alokasi sumber daya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Kanban merupakan salah satu prinsip dasar just-in-time (JIT) yang bertujuan untuk mengurangi muda (waste) dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.

Kanban menggunakan kartu atau tanda yang dikenal sebagai kanban untuk mengirimkan pesanan dari satu tahapan proses ke tahapan berikutnya. Setiap kartu kanban menunjukkan jumlah dan jenis barang yang dibutuhkan, serta tahapannya dalam proses produksi. Saat tahapan proses selesai, tanda kanban dikirim kembali ke tahapan sebelumnya untuk memulai proses produksi berikutnya.

Dengan menggunakan kanban, perusahaan dapat mengatur produksi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan tidak memproduksi lebih dari yang dibutuhkan.

D. Lead time

Lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses atau pesanan. Lead time bisa terdiri dari waktu tunggu (waiting time), waktu proses (processing time), dan waktu transportasi (transportation time).

Lead time penting karena dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan, biaya produksi, dan efisiensi proses produksi. Lead time yang terlalu lama dapat mengurangi kepuasan pelanggan, meningkatkan biaya produksi, dan menurunkan efisiensi proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola lead time dengan baik untuk mencapai hasil yang optimal.

E. Effisiensi

Efisiensi adalah kemampuan seseorang atau sistem untuk mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Efisiensi penting karena dapat membantu perusahaan menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan. Untuk meningkatkan efisiensi, perusahaan dapat melakukan berbagai hal seperti:

  1. Menyederhanakan proses produksi: Dengan menghilangkan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi proses produksi.
  2. Menggunakan teknologi: Teknologi modern seperti sistem informasi dan automation dapat membantu meningkatkan efisiensi dengan mengurangi kegiatan manual yang tidak efisien.
  3. Menggunakan metrik: Metrik seperti tingkat kesalahan, tingkat keakuratan, lead time, dan tingkat kepuasan pelanggan dapat membantu mengelola dan meningkatkan efisiensi proses produksi.
  4. Menerapkan lean manufacturing: Lean manufacturing adalah filosofi manajemen yang bertujuan untuk mengurangi muda (waste)
Sumber referensi: Jurnal Prajaiswara
Semoga bermanfaat
LihatTutupKomentar